Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa yang duduk di belakang maupun yang tidak suka bertanya adalah mahasiswa yang tidak memiliki prestasi tinggi. Mereka juga dapat menjadi mahasiswa berprestasi meskipun tidak tampak menonjol ketika proses perkuliahan. Lepas dari faktor kecerdasan yang memang sudah dimiliki oleh mahasiswa tersebut, maka adanya optimalisasi motivasi belajar yang kemudian akan menghasilkan motivasi berprestasi muncul ketika mereka dihadapkan pada tantangan perkuliahan, seperti saat ada tugas, kuis, atau ujian semester. Motivasi belajar yang sangat tinggi muncul karena adanya stimulus faktor internal dan eksternal.
- Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat mempengaruhi psikologis orang yang bersangkutan. Dalam hal ini faktor eksternalnya adalah mahasiswa lain yang aktif bertanya dan senang duduk di depan. Mahasiswa yang tidak suka bertanya dan tidak senang duduk di depan merasa terdorong untuk belajar lebih giat daripada yang kita bayangkan. Mahasiswa ini merasa tidak mampu untuk menonjol secara visual (dalam hal ini senang bertanya dan duduk di depan), sehingga mereka akan terdorong untuk berusaha lebih menonjol di saat pengerjaan tugas, kuis, atau ujian. Yang kemudian memberikan motivasi belajar tinggi dan berprestasi, yang berarti menjadi yang terbaik.
- Faktor Internal
Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. Mahasiswa yang merasa kurang aktif di dalam kelas maka di dalam hatinya akan muncul tekad bahwa “Aku harus sukses dalam ujian! Aku pasti bisa!”. Ketekadan ini akan memunculkan motivasi belajar yang begitu tinggi dan tentunya lebih lanjut memunculkan motivasi berprestasi.
Optimalisasi motivasi belajar akan menumbuhkan minat belajar yang tentunya akan menimbulkan motivasi berprestasi atau need for achievement, adalah kebutuhan individu untuk berbuat lebih baik dari orang lain, yang mendorong individu untuk menyelesaikan tugas yang lebih baik dan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Adanya minat yang tinggi seseorang akan giat dalam belajar, sebab minat merupakan tendensi individu untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan meneruskan pekerjaan itu. Oleh karena itu, mempelajari sesuatu tanpa dilandasi adanya minat sulit untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena minat merupakan faktor yang utama dalam belajar.
Jadi, dapat ditemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Mahasiswa yang tidak senang bertanya dan lebih suka duduk di belakang dapat saja mendapatkan prestasi tinggi karena faktor eksternal yang berupa mahasiswa lain yang aktif dan sering duduk di depan mempengaruhi keadaan psikologis mereka untuk berkeinginan sukses di saat pengerjaan tugas, kuis, ujian dan hal ini juga akan mempengaruhi faktor internal, yaitu menumbuhkan optimalisasi motivasi belajar yang meningkatkan minat belajar. Dan minat belajar inilah yang menjadikan mahasiswa tersebut termotivasi untuk berprestasi melebihi yang lain, selain faktor keinginan untuk maju, perhatian orangtua, interaksi teman sebaya, inteligensi, dan jenis kelamin. Namun, tetap saja hal ini tidak berlaku bagi semua mahasiswa yang senang duduk di belakang dan tidak suka bertanya, karena motivasi belajar itu pun berbeda-beda antara seseorang dengan yang lainnya, dipengaruhi faktor : Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual, Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya, Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki HP canggih, sepeda motor, dan lain-lain, dan Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda memberi saya inspirasi . . .